ZONAHALAL.ID - Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi BPR Syariah Indonesia diisi dengan berbagai kegiatan. Salah satunya, peresmian Graha BPR Syariah Indonesia sebagai wadah dalam menggerakkan industri BPR Syariah di Indonesia.
Kehadiran Graha BPR Syariah Indonesia menandai kebersamaan dan kekompakan Asosiasi BPR Syariah untuk membangun dan membesarkan indusrti ini di Tanah Air. BPR Syariah terus diinovasi agar menjadi sebuah layanan jasa keuangan syariah yang memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya ummat Islam.
Ketua Umum DPP Kompartemen BPR Syariah Asbisindo, Cahyo Kartiko menuturkan Graha BPR Syariah diprakarsai untuk memberikan wadah kepada para pelaku dan praktisi BPR Syariah untuk memikirkan, bersinergi, serta menyiapkan strategi dalam pengembangan jasa layanan keuangan syariah di Indonesia.
Dengan begitu, BPR Syariah diharapkan bisa tumbuh, berkembang dan mengikuti perubahan zaman. "Graha BPR Syariah Indonesia merupakan rumah kami dalam membesarkan industri. Ini merupakan identitas kami sebagai sebuah bank syariah dalam melirik dan membangun ekonomi masyarakat terutama para pelaku usaha,” jelasnya, Jumat (22/7/2022).
Indusrti BPR Syariah saat ini, kata Cahyo, telah berjalan selama dua dekade dan mengalami perubahan serta tantangan besar. Hal ini bisa terlihat dari aspek kelembagaan, infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan, serta awareness dan literasi masyarakat yang terus memberikan pertumbuhan bagi industri.
"Industri BPR Syariah secara keseluruah telah membukukan asset hingga mei 2022 sebesar 14% yakni Rp. 17,55 T. Begitu pula dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan mengalami pertumbuhan masing-masing 16% menjadi Rp. 11,90 T dan Rp. 12,92 T,” ungkap dia.
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa industri BPRS mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan serta mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk meraih kepercayaan masyarakat untuk bermitra dengan BPR Syariah.
Oleh karena itu, Industri BPR Syariah terus berbenah dari sisi eksternal menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang ada. Mulai dari perubahan ekosistem global dan nasional atas perilaku masyarakat terhadap perekonomian akan penggunaan transaksi online baik dalam kebutuhan dana maupun investasi.
"Kami terus menjawab perubahan ini dengan melalukan inovasi produk. Dan bergerak melakukan sinergitas dengan lembaga keuangan lain yang telah kuat teknologinya agar industriI BPR Syariah bisa mengikuti perubahan tersebut,” ucap Cahyo.
Apalagi industri BPR Syariah sedang menghadapi persaingan usaha yang begitu ketat dengan masuknya lembaga keuangan lainya pada segmen usaha menengah kecil dan mikro (UMKM). Dimana bank umum, fintech lending, laku pandai dan LKM ikut aktif menggarap pasar segmen UMKM dengan kekuatan modal dan tekonologi yang dimiliki.
"Populasi BPR Syariah dengan kategori BPR skala kecil harus bersaing dengan lembaga besar yang mempunyai modal kuat. Mereka memiliki Infrastruktur TI yang bagus sedangkan kami di BPR Syariah terbatas. Ini memunculkan potensi risiko baru dalam pemanfaatan TI,” jelasnya.
Namun kabar baik datang dari Otoritas Jasa Keuangan yang mengeluarkan Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia dengan membawa tiga arah pengembangan yang terdiri dari Penguatan Identitas Perbankan Syariah, Sinergi Ekosistem Ekonomi Syariah, serta Penguatan Perizinan, Pengaturan, dan Pengawasan.
"Ini merupakan angin segar bagi kami bagi industri BPR Syariah. Peluncuran Roadmap ini akan kami mendukung sebagai upaya pengembangan ekonomi syariah ditanah air yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun otoritas. Roadmap ini membawa visi mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosia,” jelas Cahyo.
Selain itu pula, Industri BPR Syariah tengah membangun sinergi ekosistem ekonomi syariah termasuk dalam upaya pengembangan Sinergi Digitalisasi BPR Syariah. Upaya membangun sinergi dalam era digitalisasi ini dibutuhkan dan perlu mendapat perhatian serius untuk dikawal dan diwujudkan.
"Untuk itu kami berusaha melaksanakan berbagai upaya peningkatan awareness terhadap masyarakat dengan membangun ekosistem agar keberadaan BPR Syariah di tanah air bisa dirasakan masyarakat yang salah satunya adalah penetapaan Hari BPRS yang diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan,” ujar Cahyo menyusul persemian Graha BPR Syariah Indonesia. (*)