ZONAHALAL.ID-Pemprov Jawa Tengah berkomitmen serius mendorong Juru Sembelih Halal (Juleha) untuk mengantongi sertifikat halal.
Dari juleha yang sudah memiliki sertifikasi kini menjadi pelatih di komunitasnya dan bersedia bergotong royong membiayai penyelenggaraan pelatihan.
Tercatat sudah ada 100 orang Juleha yang mengantongi sertifikat halal tersebar di Jawa Tengah.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, selama dua tahun terakhir pihaknya telah bekerjasama dengan MUI, Baznas, BPOM dan Kanwil Kemenag Jateng.
"Mereka bahkan sudah melatih di komunitasnya dan ini mendapat sambutan positif dari para pelaku usaha," kata Taj Yasin di sela Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2022 di Hotel Tentrem Semarang, Rabu 31 Agustus 2022.
Ditambahkan, Juleha menjadi upaya pemerintah dalam menyediakan daging halal dari sisi hulu.
Namun ini saja tidak cukup karena perlu kehalalan daging hingga sisi hilir.
Ke depan diupayakan pemberian sertifikasi halal juga menyentuh para penjual daging terutama di pasar tradisional.
"Ada beberapa pondok pesantren di Karanganyar membuat RPH, lalu Sulaimaniyah yang ada di Magelang. Ternyata di Salatiga sudah ada dan yang terakhir In syaa Allah ada di Kabupaten Kudus, akan berdiri juga RPA (Rumah Pemotongan Ayam)," imbuhnya.
Menurut Taj Yasin, Kabupaten Jepara dan Pati menjadi wilayah yang siap menjadi pilot project.
Nantinya, bila pemberian label halal kepada para pedagang daging bisa direalisasikan, maka masyarakat akan lebih yakin bahwa daging yang dikonsumsinya adalah daging halal dan thoyyib.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, upaya untuk pengembangan ekonomi syariah di Jateng ini salah satunya melalui penyiapan tenaga pendamping halal dan sertifikasi halal bagi RPH.
"Hal ini sebagai salah satu unsur ekosistem ekonomi halal bersinergi dengan Kemenag, LPPOM MUI, dan Halal Center UIN Walisongo Semarang," imbuhnya.
Upaya pengembangan model bisnis Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) juga dilakukan melalui fasilitasi pendampingan bekerjasama dengan Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP serta pelaku industri pakan ternak untuk sisi hilir.
Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas usaha melalui capacity building, bimbingan teknis dan business matching untuk pelaku usaha syariah dan ponpes bersinergi dengan MES Jateng dan Perbankan Syariah.
''Kami juga sudah memberikan bantuan alat dan mesin kerja ke sejumlah ponpes untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha syariah melalui Program Sosial Bank Indonesia,'' imbuh Rahmat.