ZONAHALAL.ID-Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jawa Barat menjalin kerjasama dengan ALAMI, perusahaan teknologi keuangan (fintech) syariah. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong percepatan peningkatan literasi keuangan syariah bagi tenaga didik dan siswa di Jabar. Penandatanganan kesepahaman tersebut dilaksanakan di Gedung Sate, Bandung, pada Minggu (23/10/2022).
Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum mendukung hal tersebut. Menurutnya, peningkatan literasi keuangan digital syariah menjadi salah satu instrumen peningkatan keimanan dan ketaqwaan adalah dengan aktifnya remaja, siswa dan siswi di masjid lingkungan sekitar dan sekolahnya masing-masing. IRMA harus berfungsi sebagai wadah untuk generasi penerus dalam mengembangkan diri
"Saya mendukung penuh upaya peningkatan kapabilitas para remaja melalui berbagai inisiatif dan sinergi bersama berbagai pihak yang bertujuan untuk membangun generasi Muslim yang berkualitas di masa depan," tutur Uu.
Chief Marketing Officer ALAMI Group Tengku Ferdi Febrian mengatakan, sinergi antara ALAMI dan IRMA adalah bagian komitmen penting kami untuk mendorong generasi muda, para penerus bangsa dalam berkarya dan berkontribusi bagi pembangunan negara.
"Kami melihat terjadi kesenjangan antara dasar pemahaman, kualitas dan kebutuhan industri ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia. Harapannya dengan kolaborasi ini ke depan kita dapat sama-sama mewujudkan generasi unggul Muslim di Jawa Barat," tutur Ferdi.
Pembina IRMA Jawa Barat Rifa Anggyana menyambut baik sinergi dengan ALAMI Group terutama dalam perannya meningkatkan pemahaman siswa terhadap tingkat literasi keuangan syariah sekaligus meningkatkan minat serta dukungan siswa dan guru terhadap industri keuangan syariah.
Berdasarkan kesepahaman yang telah disepakati, ALAMI akan menyelenggarakan edukasi tentang keuangan syariah termasuk pendanaan UMKM, kepemimpinan, serta pemberdayaan ekonomi keumatan.
Sebagai informasi, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan keuangan konvensional. Literasi keuangan syariah hanya 8,93% jauh tertinggal dari literasi keuangan konvensional yang mencapai 38,03%. Hal tersebut mengakibatkan inklusi keuangan syariah juga hanya 9,1%, lebih rendah dari bank konvensional yang mencapai 76,19% (OJK, 2019)