ZONAHALAL.ID-Susur sungai atau yang biasa disebut river tubing adalah kegiatan mengelilingi dan mengikuti arus sungai dengan menggunakan ban dalam yang sudah dipompa. Kegiatan ini banyak dijumpai di daerah yang memiliki sungai yang indah dan arus yang tenang. Salah satunya berada di Desa Selasari, Pangandaran.
Desa Selasari memiliki objek wisata bernama Santirah yang menyediakan wahana susur sungai. Jarak yang akan ditempuh selama susur sungai adalah 1,5 km dengan waktu 120 menit. Selama kegiatan berlangsung, pengunjung akan melewati empat goa dan beberapa curug (air terjun) kecil.
Kedalaman air sungai berkisar 4 sampai 11 meter. Di beberapa area sungai pengunjung diperbolehkan untuk berenang dengan pelampung yang telah pengelola siapkan.
Ada tiga paket yang ditawarkan bagi para pengunjung saat ingin mencoba wahana ini. Paket pertama seharga Rp100.000 per orang, fasilitas yang didapatkan yakni didampingi oleh tiga pemandu, yang salah satunya bertugas sebagai jasa foto.
Paket kedua seharga Rp125.000 per orang dengan fasilitas tiga pemandu, satu jasa foto, dan fasilitas makan. Paket ketiga seharga Rp150.000 per orang dengan faslitas yang sama seperti paket pertama dan kedua. Bedanya di paket ini pengunjung dibebaskan untuk memilih lauk yang akan disantap, pilihannya antara ikan atau ayam kampung.
Perjalanan menyusuri sungai akan diisi dengan pemaparan pemandu wisata mengenai sejarah goa Santirah. “Santirah adalah nama perempuan yang mengalami kematian tragis. Santirah meninggal karena dibunuh dan mayatnya hilang di goa Santirah. Kita menamakan goa Santirah setelah meminta izin dengan melakukan mediasi, (akhirnya) boleh digunakan nama ini (Santirah). Asal jangan menjadi tempat yang kotor,” jelas pengelola objek wisata, Yaya Akuy dilanir JUrnal Pos Media, Jumat, 04/11/2022)
Daerah goa Santirah juga disinyalir merupakan bekas tempat persembunyian saat DI/TII di Pangandaran terjadi, namun belum ada konfirmasi terkait hal tersebut.
Menurut penuturan Yaya, objek wisata Santirah pertama kali dibuka untuk umum pada 2014 lalu dan dikelola oleh karang taruna dan pemuda desa. Lalu pada tahun 2017 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) ikut serta dalam mengelola wisata ini.
“Waktu ada kejadian bencana banjir di Citumang, Santirah ini juga terdampak karena banjir menutupi goa yang ada di sini. (Kemudian) 2019 kita mendapatkan bantuan dari BI dan akhirnya kita bangun kembali objek wisata ini,” imbuhnya.
Seorang pengunjung, Aju mengungkap kegembiraannya mengunjungi objek wisata Santirah, “Susur sungai di sini sangat memanjakan mata, dengan harga Rp100.000 per orang itu cukup masuk akal karena pemandangannya keren, safety lengkap berupa pelampung, ban, dan helm. Bahkan hasil dari jasa fotonya juga keren,” ungkapnya.