ZONAHALAL.ID-Belum semua orang mempunyai kesadaran untuk mengelola keuangan pribadinya dengan baik. Salah satunya karena membicarakan soal uang masih sering dianggap tabu. Minimnya literasi keuangan membuat masyarakat kerap mengambil keputusan keliru.
Dilansir dari BandungBergerak, literasi keuangan kerap disalahpahami sebagai ilmu yang hanya diperlukan oleh mereka yang secara finansial berkecukupan. Tidak berlaku bagi golongan menengah apalagi pas-pasan. Padahal, literasi keuangan merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk memahami risiko agar dapat mengambil keputusan yang efektif dalam konteks finansial.
Secara umum, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia memang masih rendah. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan sebesar 38,03%. Sedangkan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%. Hasil tersebut menunjukkan, masyarakat Indonesia belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan lembaga jasa keuangan formal.
Literasi finansial ini menjadi perhatian para dosen di Universitas Katolik Parahyangan. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, tim yang beranggotakan Nina Septina, Hamfri Djajadikerta, Amelia Setiawan, Lilian Danil, Agustinus Susilo, dan Katlea Fitriani melaksanakan kegiatan literasi finansial untuk masyarakat yang diselenggarakan secara daring pada 16 Juli 2020.
Kegiatan ini berlangsung pada awal pandemi Covid-19 berkecamuk di Indonesia. Wabah memaksa masyarakat membatasi mobilitasnya. Sekolah tutup, siswa belajar dari rumah. Para pekerja tidak lagi berhamburan di jalan karena tak perlu ke kantor. Ekonomi terhenti, semua lini babak belur dipukul pandemi.
Meski pada mulanya kegiatan ini tidak dirancang khusus menghadapi pandemi, masyarakat butuh penguatan menghadapi situasi ekonomi yang berubah mendadak. Seminar berbasis web (webinar) bertajuk “Keterampilan Mengelola Keuangan Pribadi” tidak sekadar kegiatan literasi finansial, tetapi juga memberi alternatif solusi pengaturan keuangan di masa pandemi. Hadir sebagai pembicara Guru Besar Manajemen Unpar Prof. Marcellia Susan, dosen Unpar sekaligus pelatih bersertifikat YEP United State Agency for International Development Nina Septina, S.P, M.M., M.Phil dan Lilian Danil S.E., M.M.
Pada kesempatan itu, Marcellia memaparkan tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi. Hal ini menjadi dasar yang harus dipegang oleh para pengelola BUMDes juga UMKM. Kedisiplinan diri mengelola keuangannya sendiri, menjadi fondasi kokoh mengelola keuangan bisnisnya.
Selanjutnya, Nina dan Lilian berbagi tentang ilmu praktis mencatat dan mengelola keuangan pribadi. Pencatatan itu dilakukan dengan metode sederhana tapi efektif untuk mengelola keuangan. Pada sesi ini, peserta bisa langsung mempraktekkan ilmu ini.
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan ini diharapkan bisa membantu masyarakat untuk membuat keputusan yang bijak. Tidak mengedepankan pertimbangan jangka pendek yang berdampak pada kondisi finansialnya dalam jangka panjang. Sering kali persoalan keuangan yang melilit seseorang terjadi karena kurangnya kedisiplinan mengelola keuangan pribadi.
Pada bagian akhir, peserta diajak untuk berdiskusi sambil membuat poin-poin pembelajaran yang penting dalam mengelola finansial pribadi ini. Webinar ini diharapkan menjadi awal bagi masyarakat untuk tidak lagi tabu membicarakan pengelolaan keuangan. Secara mandiri, masyarakat bisa memeriksa kesehatan finansialnya dan bisa melakukan langkah-langkah penyehatan.
Pengetahuan pengelolaan keuangan ini sangat penting karena turut menentukan tingkat kesejahteraan seseorang. Telah terbukti secara ilmiah, persoalan finansial dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Hal ini diamini oleh peserta webinar yang menyampaikan pandangannya saat webinar.