Kepala Kanwil DJKN Jabar: Kelola Kekayaan Negara yang Profesional

Notification

×

Iklan

Iklan

Kepala Kanwil DJKN Jabar: Kelola Kekayaan Negara yang Profesional

Kamis, 11 Mei 2023 | 12:09 WIB Last Updated 2023-05-11T05:15:52Z





ZONAHALAL.ID- Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara  Kementerian Keuangan (Kanwil DJKN) Provinsi Jawa Barat, Tavianto Noegroho, SH, MH. menegaskan, bahwa perbedaan Keuangan negara dengan Kekayaan Negara adalah, “Kalau Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang  yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan  hak dan kewajiban tersebut. Sedangkan kekayaan negara adalah semua bentuk kekayaan hayati dan non hayati berupa benda  berwujud maupun tidak berwujud baik bergerak maupun tidak  bergerak yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Negara,” jelasnya, dikutip dari UIN Bandung, Kamis (11/5/2023).


Tavianto mengatakan dalam Kuliah Umum Jurusan Manajemen Keuangan Syariah (MKS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) ini adalah salah satu unit eselon I di Kementerian Keuangan yang berperan sebagai Pengelola Kekayaan Negara yang professional dan akuntabel untuk mewujudkan Perekonomian Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif dan berkeadilan serta untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. “Dengan Tugas DJKN terdiri dari beberapa bidang yaitu pengurusaan piutang negara, penilaian aset, pengelolaan kekayaan negara dan pelayanan lelang,” paparnya.


Secara sederhana, DJKN ini bertugas bagaimana mengelola Barang Milik Negara (BMN). Seperti Gedung pemerintahan, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, jalan, jembatan, Pelabuhan, bandar udara, alutsista dan fasilitas umum lainnya.


Sekitar 250 peserta dari kalangan mahasiswa maupun Dosen Jurusan Manajemen Keuangan Syariah (MKS) yang dihadiri oleh Dekan FEBI, Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag, Wakil Dekan I, Prof. Dr. Deni Kamaludin Yusup, M.Ag. Wakil Dekan  II, Dr. Abdulah Safe’I, M.Ag dan Wakil Dekan III Dr. Muhammad Zaky, M.Si, Dr. Muhamamd Hasanuddin, M.Ag, Ketua Jurusan Ekonomi Syariah, Sub Koordinator Tata Usaha, Dr. Iman Supratman, S.Pd.I., M.Ag.

Ketua Jurusan Manajemen Keuangan Syariah, Dr. H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. mengatakan, peserta Kuliah Umum ini merupakan perwakilan, delegasi dari  mahasiswa Manajemen Keuangan Syariah dari setiap kelas yang ada, “tidak kurang dari 24 kelas untuk semester genap ini dengan total jumlah mahasiswa sebanyak 1.029 orang,  dengan prioritas peserta untuk semester dua atau untuk angkatan tahun pertama,” tegasnya. 


Dr. Dadang menuturkan, menghadirkan narasumber Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DJKN) Kemenkeu RI, adalah yang pertama dalam sepuluh tahun terakhir, “Sebuah terobosan baru karena biasanya selalu menghadirkan narasumber Kuliah Umum ini dari unsur Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan atau perwakilan dari beberapa Bank Syariah. Out of the box,” tuturnya. 


Ide untuk mendatangkan narasumber dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ini,  “didasari karena ingin mengeksplore lebih jauh tentang DJKN di tengah sudah mulai ada  alumni MKS yang bekerja di instansi pemerintahan sebagai analis keuangan dan banyaknya mahasiswa yang magang, PPL atau MBKM di kementerian Keuangan dan kementrian lainnya termasuk dalam hal ini di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,” jelasnya.


Dekan FEBI, Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag sangat mengapresiasi atas inisiatif Kajur MKS menghadirkan narasumber dari Kementrian Keuangan ini, hal ini akan semakin memperkaya wawasan, pengetahuan juga informasi terkait keuangan negara dari yang selama ini berkutat pada bank dan Lembaga keuangan Syariah saja. 


“Mahasiswa MKS khususnya, FEBI pada umumnya, tidak hanya diproyeksikan ingin melahirkan para ekonom, praktisi, enterpreneur, melainkan juga para aktivis, hingga alumni lebih berdaya, mandiri dan bermartabat baik secara ekonomi maupun kehidupannya secara umum,” tandasnya. 


Salah satu peserta Kuliah Umum dari semester dua, Dewi Ayu Permata Sari mengatakan, “Sangat senang mendapat materi yang keren, dan up to date tentang kekayaan negara. Alhamdulillah, setelah mengikuti Kuliah Umum ini jadi tahu bahwa negara kita ini memang kaya raya, asetnya banyak, dan sangat berniai ekonomis smua, hingga wajar rasanya akan tetap aman dan stabil, walau hutangnya banyak,” pungkasnya.