ZONAHALAL.ID -- Kabupaten Pangandaran memiliki Agrowisata Kebun Melon di STITNU Al Farabi. Lokasi tersebut bisa jadi pilihan wisatawan ketika berlibur.
Destinasi wisata dengan konsep memetik buah melon ini berada di kawasan kampus STITNU Al Farabi Dusun Pasirkiara Desa Karangbenda Kecamatan Parigi.
Dilansir dari Radar Tasik, kebun melon yang memiliki luas antara 25 hingga 30 meter persegi itu dikelola mahasiswa di kampus tersebut.
Awal mula pembangunan Argowisata Kebun Melon tersebut berkat bantuan kewirausahaan dari salah satu bank. Mereka diberi bantuan bibit dan lain-lain.
Jenis buah melon yang ditanam adalah Inthanon, yang memiliki ciri khas kulit berwarna kekuning-kuningan dan rasa buahnya yang manis.
Pengelola Agrowisata Kebun Melon Yasri Rifai mengatakan, mengelola kebun melon terbilang cukup sulit.
Pihaknya harus memperhatikan pengukuran tingkat PH air. “Memang cukup rumit,” katanya, Minggu (17/12/2023).
Selain itu, gangguan hama yang cukup banyak juga menyulitkan mereka. “Pengendalian hama ini juga cukup repot, terus pemberian air juga harus konsisten,” terangnya.
Walaupun merawat dan menanam buah melon cukup sulit, ada kepuasan tersendiri jika sudah mencapai masa panen. “Kita baru panen dua kali saja, beberapa kali kita alami kegagalan,” jelasnya.
Namun pihaknya tidak gampang menyerah. Ia terus belajar dan mengevaluasi bagaimana menanam buah melon yang baik.
Tak Ada Tiket Masuk Agrowisata Kebun Melon
Pengelola Agrowisata Kebun Melon lainnya Daris Susanto mengatakan, bagi wisatawan atau masyarakat yang mau memetik di kebun melon STITNU Al Farabi tidak ditarik tiket masuk. “Hanya bayar buah yang dipetik saja,” ucapnya.
Satu buah melon yang dipetik wisatawan dibanderol hingga Rp 45 ribu. “Kita pernah panen hingga 1 ton,” ucapnya.
Biasanya uang hasil dari penjualan melon yang dipetik itu diserahkan langsung ke pihak kampus. “Sekarang belum ada untuk bagi hasil, karena pihak kampus yang memberikan modal,” ujarnya.