AHMAD SAHIDIN, penulis buku Tanda-Tanda Kiamat Mendekat.
ZONAHALAL.ID -- Sekarang saya cerita tentang buku-buku yang dibaca. Satu di antaranya yang menarik adalah buku berjudul “Islam Aktual” dan “Islam Alternatif” karya Kang Jalal. Buku dari penulis luar yang saya kagumi berjudul (terjemahan) “Islam dan Tantangan Zaman” karya Murtadha Muthahhari dan buku yang ditulis oleh Dr Ali Syariati berjudul “Islam Agama Protes”; yang menguraikan hakikat agama Islam sebagai pembawa perubahan di masyarakat dan menjelaskan filsafat sejarah masa depan. Kemudian buku “Minhajul Abidin” karya Abu Hamid Al-Ghazali dan “Bidayatul Mujtahid” karya Ibnu Rusyd, yang dibaca sampai dua kali khatam.
Dengan membaca buku-buku, saya merasakan ada tambahan ilmu dan pengetahuan keagamaan. Dalam lubuk hati, saya berniat untuk sekolah S2 dan S3 dalam rangka mandalami khazanah ilmu-ilmu agama Islam, khususnya tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw. Dikarenakan tidak ada biaya sehingga saya mengurungkan niat. Saya hanya berdiam di rumah sambil membaca buku-buku peninggalan ayah saya. Sayangnya, buku-buku peninggalan ayah saya lebih bernuansa doktrin dan dari segi isi mengulang pelajaran di bangku kuliah.
Selanjutnya seorang tetangga di dekat rumah mengajak saya bergabung kerja dengan sebuah pesantren ternama di Bandung. Saya bekerja sebagai jurnalis kemudian redaktur majalah dan online. Dunia pesantren modern saya alami. Saya pernah dimarahi pejabat pesantren dan diberi pendidikan militer di kawasan Lembang Bandung.
Selain menikmati dunia jurnalis dan pesantren, ternyata Allah mempertemukan saya dengan kawan-kawan yang aktif dalam kajian filsafat dan tasawuf. Sesekali kala ada waktu saya ikut hadir. Maklum di pesantren tempat beraktivitas, kajian yang saya dapatkan hanya pengulangan dari materi kuliah dan pelajaran agama dari SD sampai SMA. Tidak ada hal baru atau yang menyegarkan dari segi pemikiran.
Selepas beres kerja dari pesantren, berhenti pula dalam kajian ilmiah. Maklum saat itu yang dipentingkan urusan mencari uang buat keluarga dan menjalani kehidupan rumah tangga. Dari pesantren kemudian pindah kerja pada penerbitan buku. Saya kerja sebagai editor untuk bidang buku agama dan umum. Dari dunia buku ini juga saya ternyata bertemu dengan aneka pemikiran. Sembari menjalani aktivitas sebagai editor, sesekali membaca buku-buku karya Kang Jalal dan kadang menyempatkan datang ke UIN Bandung untuk berdiskusi dengan Prof Afif Muhammad (saya menyapanya Ustadz Afif) seorang guru besar pemikiran Islam.
Saya biasanya konfirmasi kepadanya tentang kajian pemikiran keislaman yang sulit dicerna. Saat saya mengkaji mazhab Syiah, Ustadz Afif mewanti-wanti agar saya jangan sampai menjadi pengikut Syiah. Kalau perlu tidak bermazhab saja karena agama Islam tidak melihat mazhab seseorang, tetapi pada amal saleh. Itulah yang dinilai Allah dan Rasul-Nya. Dan saya pun mengiyakan.
Dari penerbitan, saya masuk dunia pendidikan. Saya belajar menjadi pengajar. Saya belajar tentang dunia Islam karena di sekolah tersebut saya diamanahi mengajar agama dan bahasa Indonesia. Alhamdulillah, pengetahuan bahasa Indonesia yang saya pelajari dalam dunia jurnalis dan penerbitan terpakai kembali di sekolah. Pengetahuan agama yang saya pelajari juga terpakai karena mengajar agama. Setelah dari dunia pendidikan; apakah saya akan berlabuh lagi? Entahlah, saya coba mengikuti alur gerak dari Ilahi saja.
Antara tahun 2013-2014, saya dihinggapi rasa bosan dalam menghadiri majelis ilmu atau kajian ilmiah. Sebabnya hampir setiap kajian yang dibahas tidak ada yang baru serta membosankan. Karena itu, saya mencukupkan (sementara) dengan membaca buku-buku yang ditulis oleh ulama atau ilmuwan Muslim maupun orientalis. Saat mengkhususkan diri dengan membaca buku-buku, yang membuat saya tersedot untuk terus membaca buku adalah tema biografi Nabi Muhammad saw (Sirah Nabawiyyah). Inginnya membaca dari buku berbahasa Arab dan Inggris.
Sayangnya kemampuan saya dalam kedua bahasa tersebut tidak sanggup mencerahkan saya. Maklum pelajaran bahasa Arab, Inggris, dan Belanda dari bangku kuliah hanya lewat begitu saja. Karena tidak ada tuntutan akademik, saya cukup baca terjemahan sambil sesekali melakukan cek pada buku yang berbahasa Arab dan Inggris. Saya membaca beberapa karya dari orientalis, ulama, dan cendekiawan. Membaca juga ulasan dari internet tentang buku biografi Rasulullah saw.
Pada tahun 2014, saya dapat kabar bahwa Pascasarjana UIN SGD Bandung membuka program studi Sejarah dan Peradaban Islam. Saya coba cari informasi dan bertemu dengan Sang Guru Dr.H. Ajid Thohir, M.Ag. Beliau ini ketua prodinya dan dahulu mengampu matakuliah sejarah peradaban Islam masa klasik. Saya coba tanya tentang beasiswa.
Menurut Sang Guru bahwa daftar saja karena nanti rezekinya akan ada dengan sendiri. Setiap makhluk sudah ada rezeki dan setiap perbuatan baik, terutama dalam keilmuan Islam pasti ada rezekinya dari Allah. Dari kalimat itu saya terdorong. Saya ngobrol dengan istri dan seorang teman yang minat dalam kajian Islam. Istri pun mengizinkan dan teman saya memberikan saya uang untuk daftar kuliah. Saya pun ikut ujian dan dinyatakan lulus. Selanjutnya pada awal kuliah teman saya membayarkan uang semesteran. Karena saya kuliah maka kerja di sekolah pun harus dikurangi harinya. Tentu berdampak kurangnya pendapatan (uang) bulanan yang saya terima. Saya dan istri merasakan betapa susahnya mengatur uang untuk kebutuhan buku, kertas dan print out, bensin motor ke tempat kuliah, dan mengatur kebutuhan harian terkait makan, minum, dan anggaran rumah tangga.
Saat menjalani masa kuliah, saya coba mencari beasiswa pada Kementerian Agama. Memang ada kabar beasiswa. Saya pun melakukan pengajuan. Dalam pengumuman yang terpampang di papan Pascasarjana UIN Bandung, nama saya tidak tercantum. Seorang kawan mengatakan coba meminta bantuan pada lembaga atau ormas Islam. Saya sampaikan dahulu saat menyusun skripsi pun pernah dilakukan dan tidak satu pun yang membantu. Daripada minta pada manusia atau lembaga sulit diberinya, lebih baik minta kepada Allah dan Rasulullah Saw. Kemudian saya pun menitip doa dalam bentuk surat melalui orang-orang yang umrah agar dibacakan depan pintu makam Rasulullah Saw. Saya yakin Allah akan senantiasa membantu dan memudahkan jalan orang-orang yang mencari ilmu.
Alhamdulillah beres kuliah S2 sampai wisuda tahun 2016 meraih predikat cum laude dengan tesis berjudul Sirah Nabawiyah di Indonesia: Studi Historiografi karya Sejarah. Yang tidak mengerti dalam proses kuliah, begitu mudah menyelesaikan tugas dan menyusun tesis pun tidak sulit. Pencarian sumber terasa mudah dan cepat sesuai dengan waktu perkuliahan yang ditentukan pihak Pascasarjana UIN Bandung.
For your information... Meski sudah tingkat magister, tetap saja urusan rezeki keluarga belum ada perubahan. Saya berasumsi bahwa urusan rezeki harian keluarga dan kebutuhan personal tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan. Saya percaya bahwa Allah yang menentukan rezeki. Manusia hanya menjalani kehidupan sesuai dengan alur hidup dari-Nya, termasuk dalam menyusun tulisan ini pun bagian dari alur hidup.