Selamat! Kembangkan Ekonomi Syariah Berbasis Pesantren, KH Cholil Nafis Raih Penghargaan BI Award 2023

Notification

×

Iklan

Iklan

Selamat! Kembangkan Ekonomi Syariah Berbasis Pesantren, KH Cholil Nafis Raih Penghargaan BI Award 2023

Minggu, 03 Desember 2023 | 11:51 WIB Last Updated 2023-12-03T04:51:23Z

 



ZONAHALAL.ID -- Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Muhammad Cholil Nafis menerima penghargaan Bank Indonesia (BI) Award 2023 karena mengembangkan ekonomi syariah berbasis pesantren. 


Kiai Cholil menerima penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah Terbaik Penggiat Ekonomi Pesantren Terbaik. Penghargaan ini diberikan saat malam puncak Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023.


“Alhamdulillah saya mendapat BI Award 2023 kategori Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah Terbaik Penggiat Ekonomi Pesantren Terbaik. Penghargaan ini bagi saya adalah nasihat agar saya terus belajar dan berusaha untuk mengembangkan ekonomi syariah dan ekonomi pesantren,” ujar Kiai Cholil Nafis dikutip dari NU Online, Minggu (3/12/2023).


Selain memotivasi agar terus belajar dari literatur, BI Award ini menurut Kiai Cholil Nafis menjadikannya sebagai bahan nasihat agar terus mempraktikkan ilmu sehingga bermanfaat dan memberi kesejahteraan kepada orang banyak. 



“Ilmu itu harus diamalkan agar ada buahnya dan ada hikmahnya. Apalagi ilmu ekonomi lebih dituntut untuk direalisasi secara konsep dan praktiknya,” ungkapnya.


Kiai Cholil Nafis menyebut, ekonomi syariah saat ini banyak dipahami hanya bidang keuangan, bahkan lebih mengecil lagi adalah perbankan. 



“Padahal makna ekonomi adalah meliputi semua aktivitas muamalah, keuangan, bisnis, perniagaan, pertanian. Itu adalah ekonomi syariah,” ujarnya.



Kiai Cholil Nafis mengatakan bahwa dalam bidang ekonomi syariah, dia mengambil segmentasi bagaimana menjadikan pesantren sebagai inkubator ekonomi yang bisa menciptakan pasar antarpesantren


Kita sekarang lebih banyak bergerak di ketahanan pangan, seperti sayur mayur, pertanian, peternakan, pemenuhan ikan, telur. Jadi lebih kepada kedaulatan pangan. Lalu ada kelompok kami yang sudah memelihara kambing, sapi, juga pemenuhan beras berbasis pesantren. Pesantrean ya sudah otomatis ekonomi syariah pasti yang halal.” ujarnya.



Dia mengungkapkan bahwa di pesantren para santri tinggal di dalam asrama. Mereka membutuhkan berbagai keperluan mulai dari makanan, seragam, dan buku.



“Itu sudah jadi komunitas ekonomi tersendiri sehingga kami berharap pesantren menjadi penggerak ekonomi pesantren sektor riil dan menjadi penahan atau penguat untuk kedaulatan pangan dan ekonomi kita,” beber Kiai Nafis.



Kiai Cholil Nafis mengungkapkan untuk memaksimalkan gerakan ekonomi pesantren, dirinya membuat GAPI atau Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia.



“Saya bikin GAPI atau Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia yang anggotanya hanya para pengasuh pesantren. Kemudian, dari GAPI ini kami bikin kreasi agar pesantren secara berdaulat dengan didukung untuk bikin hidroponik, ternak ayam petelur, bio vlog, BLK untuk konveksi,” ujarnya.



Dia berkomitmen untuk terus menyurakan agar pesantren menjadi kelompok masyarakat dengan kedaulatan sendiri di bidang ekonomi dan pangannya. Dalam tahap lanjutan diharapkan gerakan tersebut bisa menciptakan pasar di internal pesantren lalu antar pesantren.



“Santri, siswa, tetangga pesantren, wali murid itu kan menjadi komunitas ekonomi. Lalu membuat jaringan antarpesantren seperti ekosistem ekonomi bisa tingkat lokal, misalnya segmen DKI Jakarta dan sekitarrnya, segmen Jawa Barat, Jawa Tengah, kemudian bisa menjadi pasar nasional yang bisa memenuhi kebutuhan pesantren,” kata Kiai yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.



Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI Diana Yusmanita mengatakan, penghargaan tersebut diberikan karena kerja sama yang kolaboratif dengan pihak Kiai Cholil Nafis dan Pondok Pesantren Cendekia Amanah dalam mengembangkan ekosistem pertanian hidroponik berbasis pesantren.



“Dalam hal ini, Pak Kiai dan Pondok Pesantren Cendekia Amanah tidak hanya melakukan  penguatan bisnis pesantren di Pondok Pesantren Cendikia Amanah, namun juga menarik 7 pesantren lainnya dalam ekosistem sehingga mampu membangun pasar dan memperkuat akses pasar secara berjamaah,” kata Diana