3 Pola Hidup Sehat dan Halal Ala Adrian Maulana. Jadikan Rasulullah sebagai Role Model

Notification

×

Iklan

Iklan

3 Pola Hidup Sehat dan Halal Ala Adrian Maulana. Jadikan Rasulullah sebagai Role Model

Jumat, 30 Agustus 2024 | 07:30 WIB Last Updated 2024-08-30T00:30:00Z

 



ZONAHALAL.ID (Jakarta) -- Menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar perlu menjadi perhatian seorang muslim. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah yang selalu menjaga kesehatan tubuhnya. Mengikuti sunnah Rasul, Adrian Maulana menerapkan berbagai aktivitas guna menjaga pola hidupnya. Selain itu, konsumsi produk halal menjadi hal yang juga sangat diperhatikan public figure ini. Adrian Maulana sempat membagikan pengalamannya. Bagaimana kisahnya?

 


Tak pernah dibayangkan sebelumnya, pria kelahiran Oktober ini terjun ke bidang entertainment. Yap, Adrian Maulana sempat menjadi peragawan, pemain film, hingga news anchor. Semua bermula dari pilihannya untuk menerapkan gaya hidup sehat dan halal. Awalnya, Adrian kecil memiliki tubuh yang gempal, hingga akhirnya dia bertemu dengan Ade Rai, seorang olahragawan, yang berhasil mengubah pola hidupnya hingga saat ini.  


“Pola hidup sehat adalah obat paling mujarab. Orang berpikir, seseorang menjadi sehat karena dokter dan obatnya yang manjur. Padahal Allah sudah menciptakan tubuh kita sedemikian rupa untuk bisa recovery sendiri, sekalipun tidak diobati,” terang Adrian dikutip dari Jurnal Halal LPPOM Edisi 168, Jumat (30/8/2024).  


Lebih lanjut, ayah dua putri ini memberikan contoh, banyak sekali orang yang penyakit kankernya bahkan menghilang setelah menjaga pola sehat, melakukan aktivitas bermanfaat, dan memberikan pengaruh baik terhadap pola pikir. Menurut Adrian, dengan melakukan aktivitas positif, metabolisme tubuh yang tadinya sakit akan kembali baik. Adrian terus berupaya menularkan kebiasaan baiknya ke banyak orang, setidaknya kepada orang terdekat, seperti orangtua, istri, dan anak.  


Produk Halal dan Thayyib Jadi Pilihan 


Khusus dalam hal memilih produk untuk dikonsumsi, Adrian memiliki preferensinya tersendiri. Menurutnya, belajar halal dan haram tidak hanya terkait ibadah, tapi juga berkaitan dengan muamalah. Islam telah mengatur kehidupan manusia secara detail, seluruhnya tercatat rapih dalam Al-Qur’an dan Hadist. Hal ini termasuk kaitannya dengan kehalalan makanan dan minuman yang dikonsumsi, baik dari aspek kesehatan fisik dan mental.  


Seperti yang disebut dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah, ayat 168. “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” 


“Jadi memang dalam Al-Qur’an, sebagai pedoman umat muslim, konsumsi makanan yang halal dan baik sangatlah penting. Saat ini sudah banyak pilihan makanan halal lagi baik—halal dan thayyib. Saya semakin tertarik untuk menerapkan gaya hidup yang seperti itu dalam kehidupan saya,” ungkap Adrian.  


Dulunya, pencinta menu masakan Jepang ini sempat berpikir bahwa makanan dikatakan halal hanya jika bahan utamanya halal. Semuanya berubah sejak pengalamannya beberapa waktu silam. Adrian berkisah bahwa dirinya bersama keluarga sempat mengunjungi salah satu restoran Jepang ternama yang saat itu belum mengantongi sertifikat halal. Saat akan memesan, salah satu karyawannya menginformasikan bahwa ada bahan yang tidak halal dalam menu masakan restoran tersebut. Dari situ baru tersadar bahwa ada bahan tambahan dan bahan penolong yang juga perlu diperhatikan. Selain itu, fasilitas produksi juga perlu dipastikan halal.  


“Saya pikir, halal hanya soal bahan utama makanannya saja, padahal ada bahan tambahan yang bisa saja tidak halal. Alangkah baiknya untuk restoran memperhatikan kehalalan produknya. Halal sangat krusial, khususnya bagi kami, umat Islam,” jelasnya.  


Tips Pola Hidup Halal dan Sehat 


Dalam menerapkan pola hidup halal dan sehat, Adrian Maulana membagikan tiga tips yang bisa Anda terapkan dalam keseharian. Pertama, bentengi diri dengan iman. Indonesia bukan negara yang menerapkan gaya hidup halal. Banyak restoran dan tempat hiburan yang tidak sesuai syariah, sementara aksesnya sangatlah mudah. Oleh karena itu, masing-masing individu perlu membentengi dirinya agar tidak terpengaruh hal-hal diluar syariat Islam. Meski begitu, hal ini tidak serta merta diartikan sebagai bentuk penolakan, karena ada sisi regulasi dari pemerintah yang tidak bisa dikontrol. 


Kedua, upgrade diri. “Saya bersyukur lahir dalam keadaan Islam, sudah ada aturan yang memberikan kebaikan. Saya sudah dalam konteks, kami mau patuh saja. Selama itu ada dalam Al-Qur’an, maka kami akan taat. Apabila ada hal yang belum yakin, saya selalu melibatkan guru-guru yang dianggap lebih ahli dan paham. Upgrade diri, khususnya terkait ilmu agama, menjadi salah satu ikhtiar untuk memberikan contoh kepada minimal keluarga terdekat,” jelas Adrian. 


Ketiga, olah raga dan konsumsi halal. Olah raga merupakan aktivitas sebagai upaya untuk menjaga pola hidup sehat, yang sudah dicontohkan sejak 14 abad yang lalu oleh Rasulullah saw. Seperti yang telah diketahui dari berbagai hadist, Rasulullah saw. memiliki tubuh yang ramping dan atletis karena gemar berolah raga dan menjaga asupan makanan.  


Aspek kehalalan makanan dan minuman juga sangat diperhatikan Nabu Muhammad saw. Salah satunya yang juga diajarkan Rasulullah terkait dengan berhenti makan sebelum kenyang, tidak membenarkan makan sesuai hati. Beliau juga selalu menjaga aktivitasnya yang sehat, bukan hanya aspek dari kegiatan fisik tapi juga istirahat, seperti tidur setelah isya dan bangun sebelum subuh.  


Banyak hal yang bisa ditiru dari keseharian Rasulullah saw., yang sangat baik jika diterapkan dalam keseharian seorang muslim. Inilah yang menjadikan Rasulullah saw. sebagai role model bagi sosok Adrian Maulana. “Kalau ada yang bilang ‘saya mengikuti pola hidup Mas Adrian’, saya itu padahal mengikuti pola hidup Rasulullah,” tegasnya, 


Menutup sesi wawancara, Adrian mengingatkan bahwa yang bernyawa pasti akan mati. Yang akan membedakan seorang dengan yang lainnya adalah tiga hal, yaitu kapan, di mana, dan dalam keadaan bagaimana kita berpulang. “Untuk poin terakhir, rasanya saya ingin berpulang dalam keadaan sehat. Bukan karena dzalim kepada diri saya sendiri, akibat akumulasi puluhan tahun. Di masa tua, saya tidak mau menyulitkan diri saya,” ungkapnya.